Perwajahan Buku

a. Cover dan Perwajahan Buku
1) Cover Buku (sampul buku)
Sebuah buku terdapat beberapa cover yaitu: 
 a) Kover depan: Kover sangat mempengaruhi daya tarik sebuah buku, sebab persepsi awal terhadap buku ada di sini. Setiap datang ke toko atau sebuah pameran buku, yang terlebih pertama kali oleh pandangan kita adalah pajangan buku berbentuk kover buku yang menarik. Kover depan biasanya berisi judul, nama penulis, nama pemberi pengantar atau sambutan, serta logo dan nama penerbit.
b)      Kover belakang: Biasanya berisi judul buku, sinopsis, biografi penulis, ISBN (International Standard Book Number) berserta barcode-nya, dan alamat penerbit sekaligus logonya.
c)      Punggung buku: Buku yang memiliki ketebalan tertentu biasanya memiliki punggung buku (khusus untuk buku tebal). Punggung buku berisi nama pengarang, nama penerbit, dan logo penerbit.
d)     Endorsement: Semacam dukungan atau pujian terhadap buku dari pembaca atau ahli atau orang terkenal untuk menambah daya pikat buku yang ditulis di kover buku atau kover belakang.
e)      Lidah kover (jarang ada, buku tertentu saja): Biasanya berisi foto beserta riwayat hidup pengarang dan atau ringkasan buku yang dihadirkan untuk kepentingan estetika dan keeksklusifan buku.
2)      Perwajahan Buku
a)      Ukuran buku: Masalah ukuran buku sangat berhubungan dengan materi (isi). Sebuah novel biasanya memiliki ukuran yang berbeda dengan buku pelajaran. Buku pelajaran biasanya lebih panjang dan lebih lebar.
b)      Bidang cetak: Dalam setiap halaman isi buku, kita melihat bagian yang kosong di setiap pinggir-pinggirnya, atau biasa disebut margin. Selain untuk keindahan, bagian tersebut berfungsi mengamankan materi dari kesalahan cetak (misalnya terpotong). Sedangkan bagian yang berisi tulisan (materi) biasa dinamakan bidang cetak.
c)      Pemilihan huruf: Jenis huruf (font), ukuran huruf (size), dan jarak antar­baris (lead) sangat penting dalam pembuatan buku. Ketiga hal tersebut selain untuk kepentingan estetika, akan menentukan enak tidaknya buku dibaca.
d)     Teknik penomoran halaman: Masalah halaman berkaitan dengan kemudahan pembaca dalam menandai materi (isi).
e)      Pemilihan warna: Beberapa buku terkadang membutuhkan pewarnaan pada bagian gambar-gamber tertentu yang memang dibutuhkan, untuk penegasan atau sekadar keindahan.
f)       Keindahan dan kesesuaian ilustrasi: Beberapa buku, terutama yang dipruntukkan anak-anak banyak membutuhkan ilustrasi yang berfungsi menggambarkan materi, sehingga membantu imajinasi pembaca memahami pesan di dalam buku.
g)      Kualitas kertas dan penjilidan: Tidak semua buku dicetak dengan menggunakan kertas yang sama. Untuk buku anak-anak yang mengandung banyak ilustrasi dan berwarna, biasanya membutuhkan kertas yang lebih tebal. Hal ini mempengaruhi penjilidan di akhir proses penerbitan buku.

Anatomi ini merupakan anatomi Buku yang berkaitan dengan Halaman Preliminaries (halaman pendahuluan), Halaman Isi Buku, dan Halaman Postliminary (penyudah/penutup).
1)      Halaman Preliminaries (halaman pendahuluan)
a)      Halaman judul: Halaman ini beradai di halaman awal, setelah kita membuka Kover Buku, antara lain berisi judul, subjudul, nama penulis, nama  penerjemah, nama penerbit, dan logo. Akan tetapi, sebagian buku terbitan memiliki halaman prancis, yang terletak sebelum halaman judul, dan hanya berisi judul buku.
b)      Hak cipta (copyright): Halaman hak cipta berisi judul, identitas penerbitpenulis, termasuk tim yang terlibat selama proses publikasi, misalnya editor, penata letak, desainer sampul, ilustrator, dan lain-lain. Halaman hak cipta ini biasanya juga disertai pernyataan larangan atau izin untuk memperbanyak (menggandakan) buku tersebut. Akan tetapi, kami pernah menemukan buku yang seakan-akan menolak hak cipta dengan menyebutkan bahwa buku tersebut boleh difotokopi. Secara umum memang aneh, tapi begitulah adanya perbedaan pendapat.
c)      Halaman tambahan: Halaman ini biasanya berisi motto dan atau ucapan terima kasih dari penulis.
d)     Sambutan: Halaman ini berisi semacam sambutan yang disampaikan oleh lembaga atau pese¬orang-an yang berkompeten. Ada pula yang menyebutnya sebagai Sekapur Sirih dan lain sebagainya.
e)      Kata pengantar: Kata pengantar berisi sedikit ulasan atas buku atau ulasan atas penulis, yang ditulis penerbit atau siapa pun yang berkompeten dan berkaitan dengan isi buku.
f)       Prakata: Prakata ditulis sendiri oleh penulis sebagai pemandu sebelum pembaca memasuki materi atau isi buku. Prakata biasanya berisi uraian tentang tujuan serta metode penulisan.
g)      Daftar isi: Memudahkan pembaca mencari halaman isi yang berkaitan dengan tema tertentu dari materi buku.
h)      Selain itu ada juga beberapa hal yang termasuk dalam Halaman Preliminaries, tetapi tergantung kebutuhan atau sesuai dengan materi (isi) buku (tidak selalu ada), yaitu: Daftar tabel, Daftar singaktan dan akronim, Halaman daftar lambang, Halaman daftar ilustrasi, Halaman pendahuluan.
2)      Halaman Isi Buku
a)      Judul bab: Biasanya, jenis beserta ukuran font (font size, lebih besar) judul bab dibuat berbeda dengan judul subbab apalagi dengan isinya).
b)      Penomoran bab: Penomoran ini berbeda-beda pada beberapa buku. Pada buku yang berisiilmu pengetahuan teoritis biasanya penomoran bab menggunakan angka Romawi atau angka Arab. Akan tetapi, pada buku-buku sastra atau buku-buku ilmu pengetahuan populer, biasanya lebih banyak menggunakan simbol-simbol atau berupa tulisan, satu, dua, tiga, dan seterusnya.
c)      Alinea: Setiap paragraf baru akan ditandai dengan adanya alenia.
d)     Penomoran teks: Dalam penomoran teks, kita harus selalu konsisten dan sesuai aturan penomoran teks. Misalnya dengan huruf (A, 1, a, (1), (a)) dan dengan angka (1.1, 1.2., 1.2.3), atau dengan teknik lain.
e)      Perincian: Dalam melalkukan perincian hampir sama dengan sistem penomoran teks. Perincian banyak dijumpai pada soal-soal ujian. Perincian dapat berupa penjabaran, dapat pula berupa pilihan, dapat menggunakan nomor, dan dapat pula menggunakan angka.
f)       Kutipan: Setiap kutipan harus mencantumkan sumber. Jika kutipan agak banyak maka harus dibuat dengan font yang berbeda, baik ukuran, dan jenis font-nya, atau bisa juga dengan cara diberi background.
g)      Ilustrasi: Ilustrasi harus memiliki keterkaitan dengan materi. Sebab, pemberian ilustrasi bertujuan membantu menjelaskan materi melalui gambar.
h)      Tabel: Penempatan tabel harus berdekatan dengan materi yang berkaitan. Jika tidak memungkinkan karena menyesuaikan lay out, sebaiknya diberi nomor.
i)        Judul lelar: Judul lelar biasanya ditempatkan di atas atau di bawah teks, kadang diletakkan bersebelahan dengan nomor halaman buku. Judul lelar biasanya berisi judul buku (pada setiap halaman genap) dan judul bab atau nama pengarang (pada setiap halaman ganjil).
j)        Inisial: Inisial adalah huruf pertama dalam di awal paragraf setelah judul bab yang dibuat sangat besar melebihi ukuran huruf yang lain.
k)      Catatan samping: Biasanya berada di akhir kalimat kutipan tidak langsung.
l)        Catatan kaki: Biasanya berada di baris paling bawan halaman, sebelum Judul lelar.

3)      Halaman Postliminary (penyudah/penutup)
a)      Catatan penutup: Semacam catatan kaki yang berada di akhir materi atau setelah bab terakhir.
b)      Daftar istilah: Biasanya berisi istilah-istilah asing dan penjelasannya yang dipakai dalam materi buku.
c)      Lampiran: Penjelasan-penjelasan atau data yang berfungsi sebagai pendukung atau penguat materi buku.
d)     Indeks: Daftar kata atau istilah penting yang dilengkapi dengan nomor halaman. Indeks disusun secara alfabetis dan tereletak pada bagian akhir buku. Kita dapat mencari informasi dari istilah yang terdapat dalam indeks dengan membuka halaman yang tertera di belakang istilah. Namun, tidak semua buku menggunakan indeks sebagaimana tidak semua buku memerlukan indeks.
e)      Daftar pustaka: Berisi daftar buku-buku yang dijadikan referensi dalam menulis materi buku.
f)       Biografi penulis: Penjelasan tentang latar belakang penulis yang melahirkan buku.

1.      Peranan Desainer Grafis dalam Produksi Perwajahan
a.      Hal-hal yang harus Diperhatikan Desainer dalam Bekerja
Perwajahan sebuah barang cetakan sangat  menentukan kualitas dari barang cetakan tersebut. Perwajahan merupakan pintu masuk suatu naskah yang berisi pesan-pesan penulis yang akan disampaikan kepada pembaca dengan cara penyebaran melalui barang cetak. Peranan pewajah (desainer grafis) merupakan gabungan antara komunikasi dankreasi. Sifat dari hasil karya seorang pewajah adalah sedikit berbeda dengan sifat hasil karya seniman. Dapat dikatakan sifatnya adalah “seniterapan” bukan semata-mata “seni yang murni” sebagai contoh pelukis, pemahat, dan sebagainya. Seorang pewajah tidak sebebas seperti rekan-rekan seniman didalam menciptakan hasil karyanya. Untuk mulai bekerja perlu memperhatikan mengenai keterbatasan yang ada, antara lain :
1)      Keterbatasan sarana produksi
Antara lain : mesin cetak, mesinreproduksi film, mesin/alat yang terdapat di dalam unitpenyelesaian/ penjilidan. Keterbatasan yang dimiliki oleh setiapsarana produksi ini tidak lepas dari seorang pewajah di dalammenyiapkan desain/ rencana wajah. Misalkan untuk menentukanukuran bersih buku perlu melihat maximum format mesin cetak untuk ekonomis dan efisiennya suatu pekerjaan, tanpameninggalkan segi estetis suatu ukuran barang cetak.
2)             Keterbatasan bahan
Dalam menentukan ukuran barang cetak disamping memperhatikan segi estetisnya juga ukuran kertas plano kertas yang akan digunakan perlu menjadi pertimbangan. Demikian pula halnya dengan bahan yang lainnya, misalnya tinta cetak, bahan-bahan penjilidan, dan sebagainya. Banyak sedikitnya naskah tidak lepas daripertimbangan seorang pewajah/ desainer di dalam menyiapkansuatu rencana buku.
3)      Keterbatasan biaya
Disini seorang pewajah/ desainer agak mengekang diri jangan sampai ide yang paling baik untuk penyajian buku sampai berhenti untuk tidak dapat dilanjutkan proses produksi disebabkan keterbatasan biaya. Sehingga peran seorang pewajah sangat penting untuk menciptakan ide penyajian sebaik mungkin disesuaikan dengan biaya yang tersedia/ diperkirakan. Dengan demikian rencana yang disiapkan menjadi tidak sia-sia.
4)             Keterbatasan fungsi/ tujuan penggunaan
Salah satu contoh kita ambil buku, kita ketahui bahwa fungsi buku adalah sebagai suatu sarana komunikasi. Dengan demikian seorang pewajah akan berusaha membuat rencana penyajian sedemikian rupa agar nantinya buku akan lebih efektif  lagi sebagai sarana komunikasi termasuk aspek estetika. Dalam hubungannya dengan fungsi ini perlu seorang pewajah melihat siapa calon pembaca buku ini nantinya, anak-anak, orang dewasa dan seterusnya. Tujuan penggunaan buku juga tidak lepas dari pikiran seorang pewajah di dalam menyiapkan rencana wajah buku.
5)             Keterbatasan waktu
Disini jelas perbedaannya dengan rekan seniman yang menyiapkan suatu hasil seni, misalkan lukisan dan sebagainya dimana unsur waktu disini tidak mutlak harus diperhatikan. Lain halnya dengan seorang pewajah unsur waktu disini penting. Keterbatasan waktu yang disediakan menjadi pedoman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tidak dapat dengan menunggu ide/ gagasan yang tidak pernah muncul sedang bagian produksi dan pemesannya menunggu pekerjaannya.

b.      Pedoman Kerja Desainer
Di dalam memulai pekerjaannya, seorang pewajah perlu mempunyai pedoman kerja agar diharapkan tidak keluar dari rel. Pedoman ini merupakan urutan/ tahapan pemikiran agar pekerjaan dapat diselesaikan dengansebaiknya. Secara singkatnya pedoman kerja yang harus diperhatikan oleh perwajah yaitu function, format, dan frame:
1)             Function (fungsi)
Waktu akan menyiapkan rancangan, perlu seorang pewajah mengetahui dahulu fungsi dari barang cetak tersebut dengan mendapatkan informasi yang lengkap dari penerbit maupun redaksi.  Misalkan buku, buku untuk pembaca yang mana dan sifat penerbitannya. Hal ini penting untuk diketahui sebelum  seorang pewajah memilih jenis huruf, korps huruf, panjang susunan, ukuran buku, jenis kertas, penyiapan sampul,  ilustrasi, untuk membuat rancangan penyajian yang seefektif mungkin sebagai sarana komunikasi.
Buku yang akan dipasarkan/ dijual desain sampul yang menarik sangat penting. Sebab di dalam proses komunikasi, sebelum terjadi proses komunikasinya perlu ditimbulkan dahulu daya tarik pada sarana komunikasinya. Setelah tertarik, buku akan dibuka dan disajikan suatu susunan pagina, tata letak yang mengikat dan diharapkan dengan demikian akan terjadi proses komunikasi yang lancar antara pengarang dan pembaca.
2)      Format (ukuran)
Tahap berikut setelah fungsi adalah menentukan format(ukuran). Di dalam menentukan ukuran buku misalnya disamping segi keindahan, ukuran barang cetak sebagai daya tarik tersendiri. Hal ini juga tetap memperhatikan keterbatasan-keterbatasan diatas.
3)      Frame (bingkai)
Perwajahan di dalam tugasnya adalah menyiapkan suatu rancangan penyajian sarana cetak dengan menata, memilih, membuat elemen-elemen tata letak yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengarang, penulis kepada pembaca. Berhasilnya halaman-halaman buku sebagai suatu sarana komunikasi, antara lain tergantung kepada kelihaian seorang pewajah memilih dan meneta elemen-elemen diatas halaman buku sedemikian rupa sehingga menarik, jelas, mudah dibaca,tidak membingungkan si pembaca. Tugas dari seorang pewajah adalah menata letak, elemen-elemen layout yang terdiri darihuruf, ilustrasi, dan elemen yang lain dalam suatu ruangan yangtertentu, ruangan ini adalah halaman cetak. Dapat kita bayangkan seandainya tidak adanya keteraturan dalam meletakkan elemen-elemen grafis, hal ini akan berpengaruh dalam fungsinya sebagaisarana komunikasi. Untuk membuat halaman-halaman yang menyenangkan, enak dibaca, usaha kita adalah memberikanbingkai untuk mengikat elemen-lemen yang akan diatur. Bingkaiini biasanya kita sebut marse, margin, wit atau pias.

2.      Visualisasi Ide Penyajian Perwajahan
Proses pembuatan perwajahan ialah merangkainkan unsur-unsur tertentu menjadi suatususunan yang menyenangkan dan juga mencapai suatu tujuan. Untuk itu harus dirancang dengan seksama. Tidak ubahnya pekerjaan seorang arsitek bangunan, untuk mewujudkan gagasan/ kreasinya perlu merancang bagaimana bentuk dan tata letak bangunan tersebut, memang sifat pekerjaan perwajahan banyak kesamaannya dengan pekerjaan arsitektur hanya elemen-elemen dan porposinya serba kecil.
a.      Langkah Pertama Penyajian Perwajahan
Ada tiga cara untuk dapat memvisualisasikan gagasan/kreasi yang masing-masing disesuaikan dengan tujuannya. Ketiga macam visualisasi rancangan ini, adalah :
1)             Layout miniatur 
Layout miniatur ini dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran barang barang cetak sebenarnya dan mempunyai tiga keuntungan yaitu merupakan sarana ekonomis untuk menguji berbagairancangan tata letak, dapat dikerjakan dengan cepat, merangsang kreasi atau menimbulkan gagasan-gagasan lebih lanjut
2)             Sketsa
Sketsa atau layout kasar merupakan kelanjutan dari layout miniatur dengan diadakan peru-
bahan atau penyempurnaan. Coretan-coretan tebal,  miring,  normal dapat digunakan menandai secara kasar bentuk elemen tata letak. 
3)             Layout Kompherensif
Visualisasi rancangan yang lebih lanjut dan lengkap adalah layout komprehensif, dalam visualisasinya telah menunjukkan, antara lain : Ukuran bersih barang cetak., Ruang cetaknya, Elemen-elemen layoutnya seperti huruf, ilustrasi, dan lain-lain, Warna cetakan, serta Tata letak elemen-elemen tersebut

b.      Dasar-dasar Tata Letak Perwajahan
Dengan pedoman 3F yaitu function, format, dan frame selanjutnya kita akan mendapatkan halaman buku dan ruang layoutnya. Dalam menata elemen-elemen layout tadi kita perlu suatu pedoman atau pola. Gagasan 3F akan mengawali terbentuknya pola yang mencakup : ukuran bersih barang cetak, bingkai halaman (margin), lebar susunan teks, tinggi susunan teks, dan garis-garis pedoman irama tata letak. Elemen-elemen layout tersebut antara lain:
1)      Huruf
Huruf  merupakan elemen yang terpenting diantaraelemen-elemen lay out yang akan kita gunakan menyampaikan pesan pesan seorang penulis, sebab deretan huruf yang membentuk kata akan membentuk kalimat mampu menyampaikan pesan secara lengkap. Dengan sendirinya seorang pewajah barang cetak perlu mengetahui dengan benar tentang elemen terpenting ini antara lain:
a)      Jenis
Jenis atau macam huruf yang sedemikian banyaknya, dapat kita golongkan dalam 5 (lima) kelompok besar :- Jenis pokok Roman- Jenis pokok Bodoni- Jenis pokok Egyption- Jenis pokok San Serif - Jenis pokok Fantasi.
b)     Korp (ukuran) dan Penyusunan
Sedang ukuran huruf (korp) menunjukkan besar kecilnya ukuran huruf, misalnya 6 point, 8 point dimana point adalahbagian dari ukuran, misalnya 6 point, 8 point. Variasi gambaran dari satu jenis huruf masih dapat dibedakan lagi antara lain adayang tebal (bold), miring (italic), normal, kapital, onderkas (lower case type), merapat (cobdensed), melebar (extended) dan seterusnya.

2)      Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil angan-angan yang divisualisasikanberisi informasi. Seorang pewajah atau  adesainer perlu mengarahkan bagaimana sebaiknya ilustrasi disiapkan dengan mengingat tujuan dan penempatan dalam tata letaknya nanti, seandainya ilustrasi ini tidak disiapkan sendiri oleh desainer.


Daftar Pustaka


Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo



 Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo

Wahyu, Wibowo.2012. Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Jakarta: Bidik Phronesia

 





Belum ada Komentar untuk "Perwajahan Buku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel